Kamis, 23 April 2015

Tugas softskill (kesimpulan dan saran dari sebuah artikel)

kelompok 9
(Pertumbuhan ekonomi inklusif dan penciptaan lapangan kerja)

Artikel : 

ASPIRASI PUBLIK – selasa 23 November 2010 | 00:05
Ekonomi Inklusif
Pembangunan ekonomi yang inklusif pada dasarnya adalah pembangunan ekonomi yang dapat memberikan kontribusi bagi mayoritas rakyat Indonesia. Besarnya jumlah tenaga kerja Indonesia di sektor pertanian sering diasosiasikan sebagai sektor yang perlu didorong untuk membangun ekonomi yang inklusif. Selain sektor pertanian, banyak pihak yang sudah menyampaikan pentingnya peran UMKM dalam mendorong perekonomian Indonesia. Pemerintah harus menekankan pentingnya ekonomi yang bersifat inklusif.
Untuk memulihkan ekonomi pasca krisis, penekanan pemerintah harus bersifat inklusif. Salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan kerja sama dalam program-program tertentu, di antaranya pembiayaan di sektor usaha mikro, kecil, dan menegah, yang terbukti pada 1998 telah berhasil menopang perekonomian Indonesia yang ketika itu sedang krisis. UMKM sebagai usaha dalam membangun ekonomi yang inklusif, ekonomi yang memberdayakan masyarakat untuk mandiri (self sustain), merupakan kondisi yang sekarang kita butuhkan di tengah semaraknya kompetisi antar negara dan ancaman penetrasi berbagai produk dari luar negeri yang masuk ke Indonesia.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah dijalankan Indonesia merupakan salah satu contoh dari pembiayaan mikro dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, negara-negara maju yang menjadi anggota APEC diharapkan dapat memberikan bantuan lebih besar bagi program penyaluran kredit semacam Koperasai Usaha Rakyat (KUR). Tantangan terberat yang dihadapi oleh industri di dalam negeri adalah produk-produk impor dari luar negeri. Selain mempunyai keunggulan dalam harga, produk impor juga mempunyai kualitas yang bersaing. Namun, sampai hari ini, UMKM tetap survive dan bahkan tetap menjadi tempat tenaga kerja dalam memperoleh penghasilan.
Kita bisa mengambil contoh beberapa daerah yang sudah mulai mengembangkan inisiatif dan inovasi dalam UMKM. Mereka memulai usaha ini secara tradisional kemudian secara bertahap bekerja sama dengan keluarga atau teman-teman membangun berbagai usaha lain yang menjadi komplemen usaha intinya. Sebut saja kerajinan kayu di Jepara, kluster batik yang banyak terdapat di Jawa, pembuatan rokok di Kudus, atau kerajinan rotan di Tegalwangi. Kita bisa melihat potensi ini. Maka pemerintah daerah harus dapat mendorong pemasaran dan peningkatan daya saing produk-produk tersebut dengan kebijakan-kebijakan yang relevan.

Yusuf Sahputra
Jalan Enggano Raya No.19 Rt.5 Rw.2
Koja – Jakarta Utara


Kesimpulan :

Pembangunan ekonomi yang inklusif dapat memberikan kontribusi bagi mayoritas rakyat Indonesia. Pemerintah harus menekankan pentingnya ekonomi yang bersifat inklusif, salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan kerja sama dalam program-program tertentu, diantaranya pembiayaan di sektor usaha mikro, kecil, dan menegah. Peran UMKM sangatlah penting di dalam mendorong perekonomian Indonesia. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah dijalankan Indonesia merupakan salah satu contoh dari pembiayaan mikro dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Tantangan terberat yang dihadapi oleh industri di dalam negeri adalah produk-produk impor dari luar negeri. Selain mempunyai keunggulan dalam harga, produk impor juga mempunyai kualitas yang bersaing. Namun, sampai hari ini, UMKM tetap survive dan bahkan tetap menjadi tempat tenaga kerja dalam memperoleh penghasilan. Pemerintah daerah harus dapat mendorong pemasaran dan peningkatan daya saing produk-produk tersebut dengan kebijakan-kebijakan yang relevan.


Saran :

Menurut saya upaya yang dapat dilakukan agar meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif adalah Pemerintah sebaiknya lebih fokus untuk mendorong perekonomian Indonesia dengan meningkatkan kerja sama dalam program-program tertentu baik di sektor pertanian, sektor perikanan dan sektor-sektor lainnya. Berikan kesempatan kepada UMKM untuk meningkatkan usahanya, sehingga para wirausaha bersemangat dan termotivasi untuk melakukan inovasi-inovasi baru.
Sebenarnya tantangan terberat yang dihadapi oleh industri di dalam negeri adalah produk-produk impor dari luar negeri, maka menurut pendapat saya harus ada penyempitan jalan bagi barang-barang impor, dan pelebaran jalan bagi barang-barang ekspor. Salah satu cara untuk menyempitkan jalan impor adalah dengan melakukan seleksi ketat dan kuota yang tepat, karena menurut saya peredaran barang impor yang terjadi sudah sangat mengganggu keberlangsungan pendapatan industri di dalam negeri, ini semua juga disebabkan oleh mindset orang-orang indonesia yang lebih mempercayai kualitas dan nama populer dari produk-produk luar negeri, padahal banyak produk dalam negeri yang bisa terpercaya kualitasnya.
Jika ini terus-menerus berlangsung maka akan banyak sekali pengangguran di indonesia, karena mereka takut gagal didalam berwirausaha. Jika jumlah pengangguran di negeri ini semakin melimpah, maka tidak heran jika akan semakin banyak kasus kriminalitas yang terjadi.

Sumber